![]() |
| Adelia Fiqri Ningtias |
“Strategi Instruksional dan Pemilihan Media
Pembelajaran”
Disusun guna
memenuhi tugas dalam mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar
Dosen
Pengampu : Ahmad Fauzi, M.Pd
Disusun oleh
Kelompok 1:
1. Adelia Fiqri Ningtias (2221160029)
2. Ayu Lestari Indrayati (2221160031)
3. Ryan Setiawan (2221160070)
PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Allah
SWT atas segala limpahan Rahmat, Taufik,
Inayah, dan Hinayahnya yang selalu diberikan kepada kami semua, tidak lupa pula
sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT hingga
akhir zaman, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat di
pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca yang
juga berada dalam profesi keguruan.
Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya lebih baik.
Makalah ini kami akui masih terdapat
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangatlah kurang. Oleh
karena itu kami berharap kepada para pembaca agar memberikan kritik dan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini
selanjutnya.
Semoga bermanfaat dan Terima Kasih.
Serang, September 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantari
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Organisasi Apa yang dimaksud
dengan Strategi instruksional
2.2. Tujuan Pembelajaran dengan
Sistem Instruksional
2.3. Komponen utama Strategi
Intruksional
2.4. Pengertian Media Pembelajaran
2.5. Kriteria pemilihan media
pembelajaran
2.6. Prinsip - prinsip Media
Pembelajaran
2.7. Prosedur pemilihan media
pembelajaran
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengembangan sistem pembelajaran
(instruksional) merupakan salah satu bentuk pembaharuan sistem instruksional
yang banyak dilakukan dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan, dengan maksud
agar sistem tersebut dapat lebih serasi
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serasi pula dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tujuan utama meningkatkan produktivitas dan
efisiensi proses pembelajaran. Dalam menentukan atau memadukan strategi,
metode, model, teknik dan taktik seorang guru harus memiliki kemampuan dalam
bidang pengajaran.
Penyesuaian terhadap materi ajar sangat
penting. sebaik apapun strategi yang digunakan, jika tidak sesuai dengan materi
maka berdampak siswa akan mendapatkan kesalahan konsep dari materi yang
diajarkan. Keberagaman dalam memvariasikan model, metode dan media tersebut harusnya tetap memiliki pola atau
standarisai agar dapat dikatakan baik. Terkait dengan bagaimana cara menyusun
strategi instruksional yang baik inilah penulis angkat sebagai permasalahan
pada makalah ini. Adapun strategi instruksional yang disusun berdasarkan
strategi instruksional dalam model pengembangkan Instruksional yang dikembangkan oleh Suparman (2004).
Berdasarkan latar belakang di atas,
perlu adanya pemaparan tentang pengembangan strategi pengajaran agar terdapat
sinkronisasi antara strategi yang digunakan dengan materi atau situasi siswa
dalam proses pembelajaran.
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah :
(1) Apa yang dimaksud dengan
Strategi instruksional?
(2) Apakah Tujuan Pembelajaran
dengan Sistem Instruksional?
(3) Apa saja komponen utama strategi
instruksional?
(4) Apa yang di maksud media
pembelajaran?
(5) Bagaimana kriteria pemilihan
media pembelajaran?
(6) Apa saja yang termasuk dalam
prinsip-prinsip media belajar?
(7) Bagaimana prosedur pemilihan
media pembelajaran?
1.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar dengan dosen
pengampu Ahmad Fauzi, M.Pd pada program studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa guna memberikan
informasi dan pembelajaran pada mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah untuk
memenuhi kompetensi mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Strategi
Instruksional
Secara umum strategi mempunyai
pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan pembelajaran, strategi
dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam
perwujudan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Trianto,
2007).
Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Pengertian strategi
pembelajaran atau instruksional secara detail diungkapkan oleh Suparman (2004),
bahwa strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta
waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan
instruksional yang telah ditentukan.
Model sistem instruksional adalah
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang sering dipakai oleh banyak
tenaga pengajar, model instruksional yaitu suatu model yang terdiri atas empat
komponen yang secara hakiki berbeda satu sama lainnya, model ini
menitikberatkan pembuatan keputusan intelektual oleh guru sebelum dan sesudah
pengajaran dan oleh karenanya, sebenarnya lebih berupa suatu model perencanaan
dan penilaian dari suatu model “prosedur mengajar” pertama menentukan
tujuan-tujuan instruksional secara spesifik dalam bentuk perilaku siswa.
Maka simpulan strategi instruksional
adalah merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi
pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan
dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah
ditentukan. Maka pengembangan sistem instruksional adalah suatu proses secara
sistematis dan logis untuk mempelajari masalah-masalah pengajaran, agar
mendapatkan pemecahan yang teruji validitas dan praktis bisa dilaksanakan.
Strategi instruksional merupakan
perpaduan dari urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta
waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan
instruksional yang telah ditentukan.
2.2. Tujuan Pembelajaran dengan
Sistem Instruksional
Tujuan instruksional yang
dikembangkan pada saat ini adalah tujuan instruksional ganda, dalam artian
bahwa tujuan instruksional ini memiliki dua komponen yaitu Tujuan Instruksional
Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan instruksional umum ini
merupakan tujuan dari kurikuler, ialah tujuan pendidikan secara umum menjadi tujuan
khusus dan operasional, sebab pada dasarnya tujuan pendidikan hanya dapat
mungkin di capai bila tujuan itu di rumuskan ke dalam rumusan yang khusus dan operasional.
2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Tujuan ini adalah langkah yang
paling akhir dalam upaya membuat rumusan tujuan pendidikan yang paling khusus
dan operasional. tujuan instruksional khusus (TIK) dapat di artikan sebagai
rumusan tujuan yang berisi kualifikasi khusus yang di harapkan dimiliki siswa
setelah selesai mengikuti kegiatan belajar mengajar tertentu. Tujuan
instruksional khusus adalah tujuan yang hendak di capai guru setiap kali
mengajar.
Maksud dari kedua tujuan
instruksional ini adalah upaya untuk mengembangkan tujuan pendidikan secara
universal yaitu tujuan pendidikan umum berfokuskan pada semua mata
pelajaran yang ada disetiap sekolah dan
madrasah, sedangkan tujuan instruksional khusus adalah tujuan pembelajaran yang
terjadi pada saat pembelajaran berlangsung (proses pembelajaran), atau komponen-komponen
yang akan dipaparkan untuk mengajar haruslah dikutip atau disajikan dalam
berbentuk lembaran sebelum pelajaran itu berlangsung. Sebagai bagian teknologi
pendidikan, pengembangan sistem instruksional tentunya mempunyai prinsip dasar
yang sama dengan teknologi pendidikan, yakni:
a) Berfokus pada siswa.
Prinsip ini memandang bahwa, dalam
rangka penerapan pengembangan sistem instruksional, siswa adalah sentral
kegiatan pembelajaran. Prinsip ini juga memandang bahwa dalam setiap proses
pembelajaran, siswa hendaknya bertindak sebagai pihak yang aktif dan dibuat
aktif. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa guru adalah pihak yang pasif.
Keduanya harus bertindak aktif.
b) Pendekatan sistem.
Prinsip ini memandang bahwa masalah
belajar adalah suatu sistem. Maksudnya, penanganan terhadap satu komponen
pembelajaran dalam rangka pelaksanaan pengembangan sistem instruksional harus
pula mempertimbangkan integrasi komponen yang lain sehingga diperoleh efek yang
sinergistik untuk memecahkan masalah-masalah belajar.
c) Pemanfaatan sumber belajar secara
maksimal.
Prinsip ini memandang bahwa semua
komponen sumber belajar baik pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar
harus dimanfaatkan secara luas dan maksimal dalam rangka memecahkan
masalah-masalah belajar sehingga tujuan pembelajaran.
2.3. Komponen Utama Strategi
Intruksional
Komponen Utama Pertama: Urutan
Kegiatan Intruksional
Urutan kegiatan intruksional terdiri atas komponen
pendahuluan, penyajian dan penutup dan disetiap komponen terdiri atas beberapa
langkah yaitu sebagai berikut:
1) Sub Komponen Pendahuluan
Pendahuluan merupakan merupakan
kegiatan awal dari kegiatan intruksional yang sesungguhnya. Dick dan Carey
(1985) menyebutkan pre- intruksional
activities dan model universitas terbuka menggunakan istilah pengamatan atau
kadang- kadang disebut pendahuluan.
Adapun langkah- langkahnya adalah
sebagai berikut:
(1) Penjelasan singkat tentang isi
pelajaran
Pada babak permulaan pembelajaran,
siswa inngin segera mengetahui apa yang akan dipelajarinya maka seorang
pengajar menjelaskanya secara singkat.
(2) Penjelasan Relevansi isi
pelajaran baru
Siswa akan lebih cepat mempelajari sesuatu yang
baru bila sesuatu yang akan dipelajarinya itu dikaitkan dengan sesuatu yang
telah diketahuinya atau dengan sesuatu yang biasa dilakukanya sehari- hari.
(3) Penjelasan Tentang Tujuan
Intruksional
Siswa terutama yang telah dewasa atau matang akan
belajar dengan lebih cepat bila ia
mendapatkan tanda- tanda yang mengarahkan proses pembelajarnya.
2) Sub Komponen Penyajian
Setelah selesai kegiatan pendahuluan,
pengajar mulai memasuki kegiatan penyajian. Penyajian adalah sub komponen yang
sering ditafsirkan secara awam sebagai
pengajaran karena memang merupakan inti kegiatan pengejaran. Di dalamnya
terkandung tiga pengertian pokok yaitu:
1) Uraian, merupakan penjelasan
tentang materi pelajaran atau konsep, prinsip, dan prosedur yang akan
dipelajari siswa.
2) Contoh, adalah benda atau
kegiatan yang terdapat dalam kegiatan siswa sebagai wujud dari materi
pengajaran yang sedang diuraikan.
3) Latihan, merupakan kegiatan siswa
dalam rangka menerapkan konsep, prinsip, atau prosedur yang sedang
dipelajarinya kedalam praktik yang relevan dengan pekerjaan dan kehidupan
sehari-hari.
3)
Sub Komponen Penutup
Penutup adalah sub-komponen terakhir
dalam urutan kegiatan intruksional. Ia terdiri dari dua langkah yaitu langkah
pertama tes formatif dan langkah kedua tindak lanjut:
(1) Tes Formatif, merupakan suatu
set pertanyaan untuk dijawab atau seperangkat tugas untuk dilakukan untuk
mengukur kemajuan belajar siswa setelah menyelesaikan suatu tahap pelajaran.
tes ini dapat diajukan secara terulis dan lisan.
(2) Tindak lanjut, merupakan
kegiatan yang dilakukan peserta didik setelah melakukan tes formatif dan umpan
balik.
Peserta didik yang telah tuntas
belajar akan melanjutkan ke bagian pelajaran selanjutnya, dan peserta didik
yang belum tuntas harus mengulangi isi pelajaran tersebut dengan menggunakan
bahan instruksional yang sama atau berbeda.
Komponen Utama Kedua: Metode
Intruksional
Salah satu komponen utama strategi
intruksional di luar urutan kegiatan intruksional adalah metode intruksional.
Metode intruksional berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (mengurutkan,
memberi contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu.
Komponen Utama Ketiga : Media
Intruksional
Media adalah alat yang digunakan
untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima. Media
digunakan dalam kegiatan intruksional karena berbagai kemampuannya sebagai
berikut :
a. Memperbesar benda yang sangat
kecil dan tidak tampak oleh mata jadi lebih besar
b. Menyajikan benda atau peristiwa
yang terletak jauh dari siswake hadapan
siswa
c. Menyajikan peristiwa yang
kompleks, rumit, berlangsung dengan sangat cepat atau sangat lambat menjadi
lebih sistematik dan sederhana
d. Menampung sejumlah besar siswa
untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang sama
e. Menyajikan benda atau peristiwa
berbahaya ke hadapan manusia
f. Meningkatkan daya tarik pelajaran
dan perhatian manusia
g. Meningkatkan sistematika
pengajaran, seperti penggunaan transparasi, kaset audio, dan grafik dalam
mengajar.
Langkah selanjutnya adalah memilih
salah satu atau dua media di antarannya
atas dasar berbagai pertimbangan sebagai berikut :
a. Biaya yang lebih murah, baik pada
saat pembelian maupun pemeliharaan
b. Kesesuaian dengan metode
intruksional
c. Keseuaian dengan karakteristik
siswa
d. Pertimbangan praktis
(1) Kemudahannya dipindahkan atau
ditempatkan
(2) Kesesuaiannya dengan fasilitas
yang ada di kelas
(3) Keamanan penggunaannya
(4) Daya tahannya
(5) Kemudahan perbaikan
Jenis media yang akan digunakan
harus dipilih berdasarkan kriteria utama, yaitu kesesuaiannya dengan tujuan
instruksional dan lima kriteria tambahan seperti telah diuraikan sebelumnya.
Bila media yang dipilih hanya memenuhi sebagian dari kriteria tersebut, dapat
terjadi hal-hal sebagai berikut:
a) Tampak baik dalam perencanaan
tetapi tidak berhasil diproduksi, karena terlalu mahal atau sulit diperoleh peralatan dan bahan
bakunya.
b) Diproduksi dengan kualitas rendah
c) Tidak atau kurang digunakan,
karena tidak sesuai dengan karakteristik
siswa, tidak praktis untuk digunakan, atau tidak sesuai dengan metode
instruksional.
d) Kurang efektif dalam mencapai
tujuan instruksional.
Komponen Utama Keempat : Waktu
Komponen terakhir dalam strategi
instruksional adalah waktu, yaitu jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan siswa untuk menyelesaikan setiap langkah pada
urutan kegiatan instruksional. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengajar, terbatas
kepada waktu yang digunakan pengajar
dalam pertemuan dengan siswa. Waktu
untuk siswa adalah jumlah waktu yang
digunakan dalam pertemuan dengan pengajar ditambah dengan waktu yang digunakan untuk
melaksanakan tugas yang sehubungan dengan mata pelajaran di luar pertemuan dengan pengajar.
Menghitung jumlah waktu yang
digunakan oleh pengajar penting artinya bagi pengajar sendiri dalam mengelola
kegiatan instruksional. Ia harus dapat
membagi waktu untuk setiap langkah dalam pendahuluan, penyajian, dan penutup.
Bagi pengelola program pendidikan,
penghitungan jumlah waktu ini dapat digunakan untuk mengatur jadwal pertemuan
dan menentukan jangka waktu program
secara keseluruhan.
Menghitung jumlah waktu yang
dibutuhkan siswa penting artinya bagi berbagai pihak.
Bagi siswa jumlah
waktu itu merupakan petunjuk dalam mengelola waktu belajarnya. Bagi pengelola program pendidikan jumlah
waktu yang dibutuhkn siswa merupakan
petunjuk tentang bobot mata pelajaran.
2.4. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam pendidikan dan pengajaran,
untuk mencapai tujuan agar terdapat efisiensi
dan efektifitas, maka diperlukan suatu alat bantu yang dikenal dengan
istilah “media belajar”. Secara etimologi, media berasal dari kata “medium”
yang berarti perantara atau pengantar . media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan menurut para ahli lain,
menggunakan istilah media pembelajaran sebagai “teaching material” atau
instruksional material, artinya identik dengan pengertian keperagaan yang
berasal dari kata “raga”, yaitu suatu benda yang dapat diraba, dilihat,
didengar dan yang dapat diamati melalui indera kita.
Sedangkan pengertian media
pendidikan secara definitif, para ahli memberi rumusan yang berbeda,
masing-masing memiliki wawasan dan orientasi yang berlainan, namun demikian
pada prinsipnya ada kesamaan pengertian yang mendasar. Dan dapat diambil
kesimpulan bahwa media pendidikan atau pengajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengiriman ke si penerima guna merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi dapat mendorong
terjadinya proses belajar.
Sebagai pembawa (penyalur) pesan,
media pengajaran tidak hanya digunakan oleh guru, tetapi yang lebih penting
dapat pula digunakan oleh siswa. Dengan demikian penggunaan media dalam
pembelajaran sangat penting dilakukan, karena media pada hakekatnya merupakan
salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya
merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan
media adalah penggunaaan media yang memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita
pilih.
Apabila kita telah menentukan
alternatif media yang akan kita gunakan dalam pembelajaran, maka pertanyaan
berikutnya adalah sudah tersediakah media tersebut di sekolah atau di pasaran ?
Jika tersedia, maka kita tinggal meminjam atau membelinya saja. Itupun jika
media yang ada memang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah kita
rencanakan, dan terjangkau harganya.
Jika media yang kita butuhkan ternyata belum tersedia, mau tak mau kita
harus membuat sendiri program media sesuai keperluan tersebut.
Jadi, pemilihan media itu perlu kita
lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur
yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan
masing-masing.
Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif memerlukan
perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu
juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa seorang pendidik memilih salah satu media dalam kegiatannya
di kelas atas dasar pertimbangan :
(a) Pendidik merasa sudah akrab
dengan media itu.
(b) Pendidik merasakan bahwa media
yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri.
(c) Media yang dipilihnya dapat
menarik minat dan perhatian peserta didik, serta menuntutnya pada penyajian
yang lebih testruktur dan terorganisir.
(d) Ingin memberi gambaran atau
penjelasan yang lebih konkret.
Jadi dengan dasar pertimbangan
inilah yang diharapkan oleh pendidik agar dapat memenuhi kebutuhannya dalam
mengajar. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan, misalnya tujuan instruksional
yang ingin dicapai, karakteristik peserta didik atau sasaran, jenis rangsangan
belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan
lingkungan, kondisi setempat dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani.
Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam keputusan
pemilihan media.
Pada tingkat yang menyeluruh dan
umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berikut :
• Hambatan pengembangan dan
pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang
telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan
media), sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material).
• Persyaratan isi, tugas, dan jenis
pembelajaran. Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan
peserta didik, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian
hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi.
Setiap katagori pembelajaran itu
menuntut perilaku yang berbeda-beda dan dengan demikian akan memerlukan teknik
dan media yang berbeda-beda pula.
• Hambatan dari sisi siwa dengan
mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik,
dan menggunakan komputer, dan karakteristik peserta didik.
• Pertimbangan lainnya adalah
tingkat kesenangan dan keefektivan biaya.
Pemilihan media sebaiknya
mempertimbangkan pula:
• Kemampuan mengakomodasikan penyajian
stiimulus yang tepat (visual dan / atau audio).
• Kemampuan mengakomodasikan respon
peserta didik yang tepat (tertulis, audio, dan / atau kegiatan fisik).
• Kemampuan mengakomodasikan umpan
balik.
• Pemilihan media utama dan media
skunder untuk penyajian informasi dan stimulus.
• Media skunder harus mendapat
perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.
Dengan penggunaan media yang
beragam, peserta didik memiliki kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi
dengan media yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara
perorangan.
Syarat-syarat pemilihan media
pembelajaran yang sesuai dengan proses dan tujuan pembelajaran, antara lain
adalah :
(1) Harus sesuai dengan materi yang
akan disampaikan.
(2) Suatu bahan kajian harus
termasuk dalam konsep media.
(3) Pemberian tugas dan resitasi
harus sesuai dengan media yang akan digunakan.
(4) Harus disesuaikan dengan
kemampuan peserta didik.
(5) Pertimbangan jangkauan suara
guru.
(6) Kemampuan guru.
2.5. Kriteria Pemilihan Media
Pembelajaran
Kriteria pemilihan media haruslah
dikembangkan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan
sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.
Memilih media hendaknya tidak
dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas kriteria tertentu.
Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun topik yang
dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan dikemudian hari.
Ada beberapa kriteria umum yang
perlu diperhatikan dalam memilih media yaitu :
µ Kesesuaian dengan Tujuan
(intructional goals)
Perlu dikaji tujuan pembelajaran apa
yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kemudian bisa dianalisis
media apa saja yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
µ Kesesuaian dengan Materi
Pembelajaran (intructional content)
Yaitu bahan atau kajian apa yang
diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya dari bahan
atau pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana keadaan yang harus dicapai,
dengan demikian kita bisa mempertimbangankan media apa yang sesuai dengan
menyampaikan bahan tersebut.
µ Kesesuaian dengan Karakteristik
Pembelajaran atau Peserta didik
Dalam hal ini media haruslah
familiar dengan karakteristik peserta didik atau pendidik. Yaitu mengkaji
sifat-sifat dan ciri-ciri media yang akan digunakan.
Hal lainnya karakteristik peserta
didik, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri dan
kebiasaan lain) dari peserta didik terhadap media yang akan digunakan.
µ Kesesuaian dengan Teori
Pemilihan media ini harus didasarkan
atas kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme
pendidik terhadap suatau media yang dianggap paling bagu, namun didasrkan atas
teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji
validitasnya. Pemilihan media harus merupakan bagian integral dari keseluruhan
proses pembelajaran yang fungsinya untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas
pembelajaran.
µ Kesesuaian dengan Gaya Belajar
Peserta didik
Kriteria ini didasarkan atas kondisi
psikologis peserta didik, bahwa peserta didik belajar dipengaruhi pula oleh
gaya belajar peserta didik.
µ Kesesuaian dengan Kondisi
Lingkungan, Fasilitas Pendukung, dan Waktu yang Tersedia
Bagaimanapun bagusnya sebuah media
apabila tidak didukung oleh fasilitas waktu yang tersedia maka kurang efektif.
Media juga terkait dengan user atau penggunaanya dalam hal ini pendidik, jika
pendidik tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan media tersebut dengan baik
maka akan sisa-sia, begitu juga fasilitas lainnya.
2.6. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran yang
sesuai dengan standar kompetensi dan
indikator yang ditetapkan pada dasarnya merupakan suatu perluasan keterampilan
berkomunikasi yang membutuhkan suatu proses yang rinci, sistematis dan khusus.
Memilih media pembelajarn yang
terbaik untuk standar kompetensi dan indikator suatu pembelajaran bukan suatu
pekerjaan yang mudah. Karena pemilihan media tersebut didasarkan pada berbagai
prinsip dan faktor yang saling mempengaruhi.
Ada beberapa prinsip dalam memilih
media pembelajaran yang harus diperhatikan oleh pendidik, yang terpenting dalam
pemilihan media pembelajaraan dimaksud adalah adanya patokan yang digunakan
pada proses pemilihan media itu. Pemilihan dan penggunaan suatu media
pembelajaran harus melibatkan tenaga yang mampu, terampil, dan profesional
untuk memanfaatkannya disetiap lembaga pendidikan. Biaya yang dibutuhkan juga
harus tersedia dan terjangkau oleh suatu lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Secara garis besar beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
(1) Harus adanya kejelasan tentang
maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu
untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan
saja mengisi waktu kosong.
(2) Karakteristik Media
Pembelajaran. Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik
dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik media pembelajaran
merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki dalam kaitannya dengan pemilihan
media pembelajaran. Disamping itu, hal ini memberikan kemungkinan bagi kita
untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
(3) Alternatif Pilihan, yaitu adanya
sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian kita
bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih.
Selanjutnya perlu diingat bahwa
tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau
materi pembelajaran secara tuntas. Dari segi teori belajar, berbagai kondisi
dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan media adalah sebagai berikut:
• Motivasi
Harus ada kebutuhan, minat, atau
keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk
mengerjakan tugas dan latihan. Lagi pula, pengalaman yang dialami siswa harus
relevan dengan dan bermakna baginya.
• Perbedaan individual
Siswa belajar dengan cara dan
tingkat kecepatan yang berbeda-beda.
Faktor-faktor seperti intelegensi,
tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan
kesiapan siswa untuk belajar. Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui
media harus berdasarkan kepada tingkat pemahaman.
• Tujuan pembelajaran
Jika siswa diberitahukan apa yang
diharapkan mereka pelajari melalui media pengajaran itu, kesempatan untuk
berhasil dalam pembelajaran semakin besar.
• Organisasi isi
Pembelajaran akan lebih mudah jika
isi dan prosedur atau ketrampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan
diorganisasikan ke dalam urut-urutan yang bermakna. Siswa akan memahami dan
mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun dan di
urut-urutkan secara teratur.
• Persiapan sebelum belajar
Ketika merancang materi pelajaran,
sebaiknya perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa.
• Emosi
Pembelajaran yang melibatkan emosi
dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan.
• Partisipasi
Agar pembelajaran berlangsung dengan
baik, seorang siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar
diberitahukan kepadanya. Oleh sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Dengan
partisipasi, kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan
mengingat materi pelajaran itu.
• Umpan balik
Hasil belajar dapat meningkat
apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan
tentang hasil beajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada
sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang
berkelanjutan.
• Penguatan
Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong
utnuk terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat
bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri.
• Latihan dan pengulangan
Sesuatu hal baru jarang sekali dapat
dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan
atau ketrampilan dapat menjadi kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang,
haruslah sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks.
• Penerapan
Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan
kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada
masalah atau situasi baru. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bernalar dan
memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau prosedur terhadap berbagai
masalah atau tugas baru.
2.7. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Berikut ini salah satu prosedur yang
dapat digunakan dalam memilih media pembelajaran yang tepat :
(1)
Kegunaan materi
(2)
Kemenarikan
(3)
Mengenal langsung dengan tujuan khusus
(4)
Format sajian
(5)
Mutakhir atau keontetikan materi
(6)
Konsep fakta terjamin kecermatannya
(7)
Memenuhi standar selera
(8)
Keseimbangan kontroversial
(9)
Tidak mengandung propaganda
(10) Standar kualitas (gambar,
narasi, efek, warna, dll)
(11) Struktur materi direncanakan
dengan baik
(12) Proses uji coba atau validasi
(tingkat keberhasilan).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
PPSI merupakan singkatan dari
prosedur pengembangan sistem instruksional. Prosedur pengembangan sistem
instruksional merupakan salah satu pendekatan dalam merancang sistem
pembelajaran khususnya satuan pembelajaran oleh guru atau tenaga pendidik.
Prosedur pengembangan sistem instruksional merupakan pendekatan prosedur yang
untuk menghasilkan program pembelajaran. Prosedur pengembangan sistem
instruksional mulai populer seiring pemberlakuan kurikulum 1957.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
biasanya strategi instruksional berkaitan dengan bahan ajar/perangkat tambahan
bagi penyampaian pembelajaran dari tenaga pendidik/guru. Hal tersebut
diperlukan sebab pendidikan pada masa ini membutuhkan dan sudah mudah untuk
mendapatkan media tambahan untuk membantu guru dalam memenuhi tugasnya.
Pemilihan media itu perlu kita
lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur
yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan
kelemahan masing-masing.
Setiap media pembelajaran memiliki
keunggulan masing-masing, maka dari itulah kita diharapkan dapat memilih media
yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa
penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran.
3.2.
Saran
Bagi seluruh lemabaga pendidikan
formal harus menjaga koordinasi dengan baik bersama pemerintah dan masyarakat
agar tujuan pembelajaran dengan tambahan media ini bisa di gunakan dengan
sebaik-baiknya dan dapat membantu siswa mencapai tujuan belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
• Asnawir dan M Basyirudin Usman,
Media Pembelajaran, ( Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.15-16.
•
http://rahmawatiblog.blogspot.co.id/2012/06/penyusunan-strategi-instruksional.html?m=1
•
http://www.academia.edu/11796507/Makalah_Strategi_Instruksional















Mantaap... Sangat bermanfaat👍
BalasHapus