All About Education of Non Formal

Minggu, 01 April 2018

Strategi Instruksional dan Pemilihan Media Pembelajaran




Adelia Fiqri Ningtias
Ayu Lestari Indrayati
Ryan Setiawan


















MAKALAH KELOMPOK
 “Strategi Instruksional dan Pemilihan Media Pembelajaran”
Disusun guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar
Dosen Pengampu : Ahmad Fauzi, M.Pd


Disusun oleh Kelompok 1:

1.    Adelia Fiqri Ningtias                 (2221160029)
2.    Ayu Lestari Indrayati                (2221160031)
3.    Ryan Setiawan                           (2221160070)


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018




KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT  atas segala limpahan Rahmat, Taufik, Inayah, dan Hinayahnya yang selalu diberikan kepada kami semua, tidak lupa pula sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT hingga akhir zaman, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca yang juga berada dalam profesi keguruan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya lebih baik.
Makalah ini kami akui masih terdapat banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangatlah kurang. Oleh karena itu kami berharap kepada para pembaca agar memberikan kritik dan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
Semoga bermanfaat dan Terima Kasih.
​​​​​​​        Serang, September 2017

​​​​​​​​​​​​​​​​ Penyusun








DAFTAR ISI
Kata Pengantar​i
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang​
1.2 Rumusan Masalah​
1.3 Tujuan Penulisan​
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Organisasi Apa yang dimaksud dengan Strategi instruksional
2.2. Tujuan Pembelajaran dengan Sistem Instruksional
2.3. Komponen utama Strategi Intruksional
2.4. Pengertian Media Pembelajaran
2.5. Kriteria pemilihan media pembelajaran
2.6. Prinsip - prinsip Media Pembelajaran
2.7. Prosedur pemilihan media pembelajaran

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan​
3.2 Saran​
DAFTAR PUSTAKA​

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Pengembangan sistem pembelajaran (instruksional) merupakan salah satu bentuk pembaharuan sistem instruksional yang banyak dilakukan dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan, dengan maksud agar sistem tersebut dapat  lebih serasi dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serasi pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan utama meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dalam menentukan atau memadukan strategi, metode, model, teknik dan taktik seorang guru harus memiliki kemampuan dalam bidang pengajaran.
Penyesuaian terhadap materi ajar sangat penting. sebaik apapun strategi yang digunakan, jika tidak sesuai dengan materi maka berdampak siswa akan mendapatkan kesalahan konsep dari materi yang diajarkan. Keberagaman dalam memvariasikan model, metode dan media  tersebut harusnya tetap memiliki pola atau standarisai agar dapat dikatakan baik. Terkait dengan bagaimana cara menyusun strategi instruksional yang baik inilah penulis angkat sebagai permasalahan pada makalah ini. Adapun strategi instruksional yang disusun berdasarkan strategi instruksional dalam model pengembangkan Instruksional  yang dikembangkan oleh Suparman (2004).
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu adanya pemaparan tentang pengembangan strategi pengajaran agar terdapat sinkronisasi antara strategi yang digunakan dengan materi atau situasi siswa dalam proses pembelajaran.
1.2.  Rumusan Masalah
 Rumusan masalah :
(1) Apa yang dimaksud dengan Strategi instruksional?
(2) Apakah Tujuan Pembelajaran dengan Sistem Instruksional?
(3) Apa saja komponen utama strategi instruksional?
(4) Apa yang di maksud media pembelajaran?
(5) Bagaimana kriteria pemilihan media pembelajaran?
(6) Apa saja yang termasuk dalam prinsip-prinsip media belajar?
(7) Bagaimana prosedur pemilihan media pembelajaran?
1.3.  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar dengan dosen pengampu Ahmad Fauzi, M.Pd pada program studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa guna memberikan informasi dan pembelajaran pada mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah untuk memenuhi kompetensi mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Strategi Instruksional
         ​Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam perwujudan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Trianto, 2007).
          ​​Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Pengertian strategi pembelajaran atau instruksional secara detail diungkapkan oleh Suparman (2004), bahwa strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.
Model sistem instruksional adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang sering dipakai oleh banyak tenaga pengajar, model instruksional yaitu suatu model yang terdiri atas empat komponen yang secara hakiki berbeda satu sama lainnya, model ini menitikberatkan pembuatan keputusan intelektual oleh guru sebelum dan sesudah pengajaran dan oleh karenanya, sebenarnya lebih berupa suatu model perencanaan dan penilaian dari suatu model “prosedur mengajar” pertama menentukan tujuan-tujuan instruksional secara spesifik dalam bentuk perilaku siswa.
Maka simpulan strategi instruksional adalah merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan. Maka pengembangan sistem instruksional adalah suatu proses secara sistematis dan logis untuk mempelajari masalah-masalah pengajaran, agar mendapatkan pemecahan yang teruji validitas dan praktis bisa dilaksanakan.
Strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan,  cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.
2.2. Tujuan Pembelajaran dengan Sistem Instruksional
Tujuan instruksional yang dikembangkan pada saat ini adalah tujuan instruksional ganda, dalam artian bahwa tujuan instruksional ini memiliki dua komponen yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan instruksional umum ini merupakan tujuan dari kurikuler, ialah tujuan pendidikan secara umum menjadi tujuan khusus dan operasional, sebab pada dasarnya tujuan pendidikan hanya dapat mungkin di capai bila tujuan itu di rumuskan ke dalam rumusan yang  khusus dan operasional.
2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Tujuan ini adalah langkah yang paling akhir dalam upaya membuat rumusan tujuan pendidikan yang paling khusus dan operasional. tujuan instruksional khusus (TIK) dapat di artikan sebagai rumusan tujuan yang berisi kualifikasi khusus yang di harapkan dimiliki siswa setelah selesai mengikuti kegiatan belajar mengajar tertentu. Tujuan instruksional khusus adalah tujuan yang hendak di capai guru setiap kali mengajar.
Maksud dari kedua tujuan instruksional ini adalah upaya untuk mengembangkan tujuan pendidikan secara universal yaitu tujuan pendidikan umum berfokuskan pada semua mata pelajaran  yang ada disetiap sekolah dan madrasah, sedangkan tujuan instruksional khusus adalah tujuan pembelajaran yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung (proses pembelajaran), atau komponen-komponen yang akan dipaparkan untuk mengajar haruslah dikutip atau disajikan dalam berbentuk lembaran sebelum pelajaran itu berlangsung. Sebagai bagian teknologi pendidikan, pengembangan sistem instruksional tentunya mempunyai prinsip dasar yang sama dengan teknologi pendidikan, yakni:

a) Berfokus pada siswa.
Prinsip ini memandang bahwa, dalam rangka penerapan pengembangan sistem instruksional, siswa adalah sentral kegiatan pembelajaran. Prinsip ini juga memandang bahwa dalam setiap proses pembelajaran, siswa hendaknya bertindak sebagai pihak yang aktif dan dibuat aktif. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa guru adalah pihak yang pasif. Keduanya harus bertindak aktif.
b) Pendekatan sistem.
​Prinsip ini memandang bahwa masalah belajar adalah suatu sistem. Maksudnya, penanganan terhadap satu komponen pembelajaran dalam rangka pelaksanaan pengembangan sistem instruksional harus pula mempertimbangkan integrasi komponen yang lain sehingga diperoleh efek yang sinergistik untuk memecahkan masalah-masalah belajar.
c) Pemanfaatan sumber belajar secara maksimal.
Prinsip ini memandang bahwa semua komponen sumber belajar baik pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar harus dimanfaatkan secara luas dan maksimal dalam rangka memecahkan masalah-masalah belajar sehingga tujuan pembelajaran.
2.3. Komponen Utama Strategi Intruksional
Komponen Utama Pertama: Urutan Kegiatan Intruksional
Urutan  kegiatan intruksional terdiri atas komponen pendahuluan, penyajian dan penutup dan disetiap komponen terdiri atas beberapa langkah yaitu sebagai berikut:
1) Sub Komponen Pendahuluan 
Pendahuluan merupakan merupakan kegiatan awal dari kegiatan intruksional yang sesungguhnya. Dick dan Carey (1985) menyebutkan pre-  intruksional activities dan model universitas terbuka menggunakan istilah pengamatan atau kadang-  kadang disebut pendahuluan. Adapun langkah-  langkahnya adalah sebagai berikut: 
(1) Penjelasan singkat tentang isi pelajaran
Pada babak permulaan pembelajaran, siswa inngin segera mengetahui apa yang akan dipelajarinya maka seorang pengajar menjelaskanya secara singkat.
(2) Penjelasan Relevansi isi pelajaran baru
Siswa  akan lebih cepat mempelajari sesuatu yang baru bila sesuatu yang akan dipelajarinya itu dikaitkan dengan sesuatu yang telah diketahuinya atau dengan sesuatu yang biasa dilakukanya sehari- hari.
(3) Penjelasan Tentang Tujuan Intruksional
Siswa  terutama yang telah dewasa atau matang akan belajar dengan lebih  cepat bila ia mendapatkan tanda- tanda yang mengarahkan proses pembelajarnya.
2) Sub Komponen Penyajian
Setelah selesai kegiatan pendahuluan, pengajar mulai memasuki kegiatan penyajian. Penyajian adalah sub komponen yang sering ditafsirkan secara awam sebagai  pengajaran karena memang merupakan inti kegiatan pengejaran. Di dalamnya terkandung tiga pengertian pokok yaitu:
1) Uraian, merupakan penjelasan tentang materi pelajaran atau konsep, prinsip, dan prosedur yang akan dipelajari siswa.
2) Contoh, adalah benda atau kegiatan yang terdapat dalam kegiatan siswa sebagai wujud dari materi pengajaran yang sedang diuraikan.
3) Latihan, merupakan kegiatan siswa dalam rangka menerapkan konsep, prinsip, atau prosedur yang sedang dipelajarinya kedalam praktik yang relevan dengan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
3)  Sub Komponen Penutup
Penutup adalah sub-komponen terakhir dalam urutan kegiatan intruksional. Ia terdiri dari dua langkah yaitu langkah pertama tes formatif dan langkah kedua tindak lanjut:
(1) Tes Formatif, merupakan suatu set pertanyaan untuk dijawab atau seperangkat tugas untuk dilakukan untuk mengukur kemajuan belajar siswa setelah menyelesaikan suatu tahap pelajaran. tes ini dapat diajukan secara terulis dan lisan.
(2) Tindak lanjut, merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik setelah melakukan tes formatif dan umpan balik.
Peserta didik yang telah tuntas belajar akan melanjutkan ke bagian pelajaran selanjutnya, dan peserta didik yang belum tuntas harus mengulangi isi pelajaran tersebut dengan menggunakan bahan instruksional yang sama atau berbeda.
Komponen Utama Kedua: Metode Intruksional
Salah satu komponen utama strategi intruksional di luar urutan kegiatan intruksional adalah metode intruksional. Metode intruksional berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (mengurutkan, memberi contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran kepada  siswa  untuk mencapai tujuan tertentu.
Komponen Utama Ketiga : Media Intruksional

Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima. Media digunakan dalam kegiatan intruksional karena berbagai kemampuannya sebagai berikut :
a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata jadi lebih besar
b. Menyajikan benda atau peristiwa yang terletak jauh dari  siswake hadapan siswa
c. Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan sangat cepat atau sangat lambat menjadi lebih sistematik dan sederhana
d. Menampung sejumlah besar  siswa  untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang sama
e. Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya ke hadapan manusia
f. Meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian manusia
g. Meningkatkan sistematika pengajaran, seperti penggunaan transparasi, kaset audio, dan grafik dalam mengajar.
Langkah selanjutnya adalah memilih salah  satu atau dua media di antarannya atas dasar berbagai pertimbangan sebagai berikut :
a. Biaya yang lebih murah, baik pada saat pembelian maupun pemeliharaan
b. Kesesuaian dengan metode intruksional
c. Keseuaian dengan karakteristik siswa
d. Pertimbangan praktis
(1) Kemudahannya dipindahkan atau ditempatkan
(2) Kesesuaiannya dengan fasilitas yang ada di kelas
(3) Keamanan penggunaannya
(4) Daya tahannya
(5) Kemudahan perbaikan
Jenis media yang akan digunakan harus dipilih berdasarkan kriteria utama, yaitu kesesuaiannya dengan tujuan instruksional dan lima kriteria tambahan seperti telah diuraikan sebelumnya. Bila media yang dipilih hanya memenuhi sebagian dari kriteria tersebut, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
a) Tampak baik dalam perencanaan tetapi tidak berhasil diproduksi, karena terlalu mahal  atau sulit diperoleh peralatan dan bahan bakunya.
b) Diproduksi dengan kualitas rendah
c) Tidak atau kurang digunakan, karena tidak sesuai dengan karakteristik  siswa, tidak praktis untuk digunakan, atau tidak sesuai dengan metode instruksional.
d) Kurang efektif dalam mencapai tujuan instruksional.
Komponen Utama Keempat : Waktu
Komponen terakhir dalam strategi instruksional adalah waktu, yaitu jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan  oleh pengajar dan  siswa untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengajar, terbatas kepada waktu yang digunakan  pengajar dalam pertemuan dengan  siswa. Waktu untuk siswa  adalah jumlah waktu yang digunakan dalam pertemuan dengan pengajar ditambah  dengan waktu yang digunakan untuk melaksanakan tugas yang sehubungan dengan mata pelajaran di luar pertemuan  dengan pengajar.
Menghitung jumlah waktu yang digunakan oleh pengajar penting artinya bagi pengajar sendiri dalam mengelola kegiatan  instruksional. Ia harus dapat membagi waktu untuk setiap langkah dalam pendahuluan, penyajian, dan penutup. Bagi pengelola  program pendidikan, penghitungan jumlah waktu ini dapat digunakan untuk mengatur jadwal pertemuan dan menentukan  jangka waktu program secara keseluruhan.
Menghitung jumlah waktu yang dibutuhkan  siswa  penting artinya bagi berbagai pihak. Bagi  siswa  jumlah  waktu itu merupakan petunjuk dalam mengelola waktu belajarnya.  Bagi pengelola program pendidikan jumlah waktu yang dibutuhkn  siswa merupakan petunjuk tentang bobot mata pelajaran. 
2.4. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam pendidikan dan pengajaran, untuk mencapai tujuan agar terdapat efisiensi  dan efektifitas, maka diperlukan suatu alat bantu yang dikenal dengan istilah “media belajar”. Secara etimologi, media berasal dari kata “medium” yang berarti perantara atau pengantar . media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan menurut para ahli lain, menggunakan istilah media pembelajaran sebagai “teaching material” atau instruksional material, artinya identik dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata “raga”, yaitu suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar dan yang dapat diamati melalui indera kita.
Sedangkan pengertian media pendidikan secara definitif, para ahli memberi rumusan yang berbeda, masing-masing memiliki wawasan dan orientasi yang berlainan, namun demikian pada prinsipnya ada kesamaan pengertian yang mendasar. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa media pendidikan atau pengajaran  adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengiriman ke si penerima guna merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Sebagai pembawa (penyalur) pesan, media pengajaran tidak hanya digunakan oleh guru, tetapi yang lebih penting dapat pula digunakan oleh siswa. Dengan demikian penggunaan media dalam pembelajaran sangat penting dilakukan, karena media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan  proses pembelajaran  secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaaan media yang memungkinkan siswa   dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih.
Apabila kita telah menentukan alternatif media yang akan kita gunakan dalam pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya adalah sudah tersediakah media tersebut di sekolah atau di pasaran ? Jika tersedia, maka kita tinggal meminjam atau membelinya saja. Itupun jika media yang ada memang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan terjangkau harganya.  Jika media yang kita butuhkan ternyata belum tersedia, mau tak mau kita harus membuat sendiri program media sesuai keperluan tersebut.
Jadi, pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan  jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang pendidik memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan :
(a) Pendidik merasa sudah akrab dengan media itu.
(b) Pendidik merasakan bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri.
(c) Media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian peserta didik, serta menuntutnya pada penyajian yang lebih testruktur dan terorganisir.
(d) Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret.
Jadi dengan dasar pertimbangan inilah yang diharapkan oleh pendidik agar dapat memenuhi kebutuhannya dalam mengajar. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan, misalnya tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik peserta didik atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan lingkungan, kondisi setempat dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam keputusan pemilihan media.
Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
• Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material).
• Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan peserta didik, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi.
Setiap katagori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda dan dengan demikian akan memerlukan teknik dan media yang berbeda-beda pula.
• Hambatan dari sisi siwa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik, dan menggunakan komputer, dan karakteristik peserta didik.
• Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan dan keefektivan biaya.
Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula:
• Kemampuan mengakomodasikan penyajian stiimulus yang tepat (visual dan / atau audio).
• Kemampuan mengakomodasikan respon peserta didik yang tepat (tertulis, audio, dan / atau kegiatan fisik).
• Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.
• Pemilihan media utama dan media skunder untuk penyajian informasi dan stimulus.
• Media skunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.
Dengan penggunaan media yang beragam, peserta didik memiliki kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara perorangan.
Syarat-syarat pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan proses dan tujuan pembelajaran, antara lain adalah :
(1) Harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
(2) Suatu bahan kajian harus termasuk dalam konsep media.
(3) Pemberian tugas dan resitasi harus sesuai dengan media yang akan digunakan.
(4) Harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
(5) Pertimbangan jangkauan suara guru.
(6) Kemampuan guru.
2.5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria pemilihan media haruslah dikembangkan  sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan dikemudian hari.
Ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam memilih media yaitu :
µ Kesesuaian dengan Tujuan (intructional goals)
Perlu dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kemudian bisa dianalisis media apa saja yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
µ Kesesuaian dengan Materi Pembelajaran (intructional content)
Yaitu bahan atau kajian apa yang diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana keadaan yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangankan media apa yang sesuai dengan menyampaikan bahan tersebut.
µ Kesesuaian dengan Karakteristik Pembelajaran atau Peserta didik
Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik peserta didik atau pendidik. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri-ciri media yang akan digunakan.
Hal lainnya karakteristik peserta didik, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri dan kebiasaan lain) dari peserta didik terhadap media yang akan digunakan.
µ Kesesuaian dengan Teori
Pemilihan media ini harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme pendidik terhadap suatau media yang dianggap paling bagu, namun didasrkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya. Pemilihan media harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran yang fungsinya untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas pembelajaran.

µ Kesesuaian dengan Gaya Belajar Peserta didik
Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis peserta didik, bahwa peserta didik belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar peserta didik.
µ Kesesuaian dengan Kondisi Lingkungan, Fasilitas Pendukung, dan Waktu yang Tersedia
Bagaimanapun bagusnya sebuah media apabila tidak didukung oleh fasilitas waktu yang tersedia maka kurang efektif. Media juga terkait dengan user atau penggunaanya dalam hal ini pendidik, jika pendidik tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan media tersebut dengan baik maka akan sisa-sia, begitu juga fasilitas lainnya.
2.6.   Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan  standar kompetensi dan indikator yang ditetapkan pada dasarnya merupakan suatu perluasan keterampilan berkomunikasi yang membutuhkan suatu proses yang rinci, sistematis dan khusus.
Memilih media pembelajarn yang terbaik untuk standar kompetensi dan indikator suatu pembelajaran bukan suatu pekerjaan yang mudah. Karena pemilihan media tersebut didasarkan pada berbagai prinsip dan faktor yang saling mempengaruhi.
Ada beberapa prinsip dalam memilih media pembelajaran yang harus diperhatikan oleh pendidik, yang terpenting dalam pemilihan media pembelajaraan dimaksud adalah adanya patokan yang digunakan pada proses pemilihan media itu. Pemilihan dan penggunaan suatu media pembelajaran harus melibatkan tenaga yang mampu, terampil, dan profesional untuk memanfaatkannya disetiap lembaga pendidikan. Biaya yang dibutuhkan juga harus tersedia dan terjangkau oleh suatu lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Secara garis besar beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu :
(1) Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong.
(2) Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media  pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki dalam kaitannya dengan pemilihan media pembelajaran. Disamping itu, hal ini memberikan kemungkinan bagi kita untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
(3) Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian kita bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih.
Selanjutnya perlu diingat bahwa tidak ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau materi pembelajaran secara tuntas. Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan  dalam pemilihan media adalah sebagai berikut:
• Motivasi
Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Lagi pula, pengalaman yang dialami siswa harus relevan dengan dan bermakna baginya.
• Perbedaan individual
Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda.
Faktor-faktor seperti intelegensi, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar. Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan kepada tingkat pemahaman.
• Tujuan pembelajaran
Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pengajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.
• Organisasi isi
Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urut-urutan yang bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun dan di urut-urutkan secara teratur.


• Persiapan sebelum belajar
Ketika merancang materi pelajaran, sebaiknya perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa.
• Emosi
Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan.
• Partisipasi
Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Dengan partisipasi, kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu.
• Umpan balik
Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil beajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
• Penguatan
Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong utnuk terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri.
• Latihan dan pengulangan
Sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau ketrampilan dapat menjadi kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks.
• Penerapan
Hasil  belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bernalar dan memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau prosedur terhadap berbagai masalah atau tugas baru.
2.7.    Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Berikut ini salah satu prosedur yang dapat digunakan dalam memilih media pembelajaran yang tepat :
(1)  Kegunaan materi
(2)  Kemenarikan
(3)  Mengenal langsung dengan tujuan khusus
(4)  Format sajian
(5)  Mutakhir atau keontetikan materi
(6)  Konsep fakta terjamin kecermatannya
(7)  Memenuhi standar selera
(8)  Keseimbangan kontroversial
(9)  Tidak mengandung propaganda
(10) Standar kualitas (gambar, narasi, efek, warna, dll)
(11) Struktur materi direncanakan dengan baik
(12) Proses uji coba atau validasi (tingkat keberhasilan).

BAB III
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
PPSI merupakan singkatan dari prosedur pengembangan sistem instruksional. Prosedur pengembangan sistem instruksional merupakan salah satu pendekatan dalam merancang sistem pembelajaran khususnya satuan pembelajaran oleh guru atau tenaga pendidik. Prosedur pengembangan sistem instruksional merupakan pendekatan prosedur yang untuk menghasilkan program pembelajaran. Prosedur pengembangan sistem instruksional mulai populer seiring pemberlakuan kurikulum 1957.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut biasanya strategi instruksional berkaitan dengan bahan ajar/perangkat tambahan bagi penyampaian pembelajaran dari tenaga pendidik/guru. Hal tersebut diperlukan sebab pendidikan pada masa ini membutuhkan dan sudah mudah untuk mendapatkan media tambahan untuk membantu guru dalam memenuhi tugasnya.
Pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan  jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka dari itulah kita diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
3.2.  Saran
Bagi seluruh lemabaga pendidikan formal harus menjaga koordinasi dengan baik bersama pemerintah dan masyarakat agar tujuan pembelajaran dengan tambahan media ini bisa di gunakan dengan sebaik-baiknya dan dapat membantu siswa mencapai tujuan belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA
• Asnawir dan M Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.15-16.
• http://rahmawatiblog.blogspot.co.id/2012/06/penyusunan-strategi-instruksional.html?m=1
• http://www.academia.edu/11796507/Makalah_Strategi_Instruksional

Share:

1 komentar:

My Social Media

Facebook

Welcome To My Blog

Diberdayakan oleh Blogger.